Matius 5:20
Maka Aku berkata
kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga.
Apakah
dengan pernyataan ini Tuhan sedang menetapkan kesalehan orang-orang Yahudi
sebagai standar moral penerimaan sorga? Sepintas terlihat indikasinya demikian.
Tetapi jika ingat Tuhan pernah menggambarkan para ahli Taurat orang Yahudi
sebagai kubur yang bersih di luar tapi kotor di dalam, maka sabda Tuhan ini mestinya
menjelaskan kebalikannya, alias bukan itu yg dimaksud Tuhan Yesus.
Jadi
kesalehan para ahli Taurat itu
sedemikian buruk maka para murid diminta untuk melampaui keburukan itu. Artinya
standar penerimaan Tuhan adalah melampaui ketidakberdayaan para ahli Taurat
terhadap dosa. Dalam Perjanjian Lama, kesalehan manusia diibaratkan kain lap
yang sangat kotor. Ibarat orang yang menyeberang padang gurun berbahaya dan bahkan
belum menginjak pinggiran kota tujuan. Manusia masih berada pada zona bahaya.
Tuhan minta para muridNya melampaui padang gurun keberdosaan itu dan menginjak Tanah
Perjanjian.
Para
murid di suatu kesempatan memahami soal ini dan bertanya pada Tuhan “Jika
demikian siapa yang bisa?”. Jawaban Tuhan
Yesus di bagian itulah kuncinya yaitu hal itu hanya mungkin bagi Allah saja. Artinya
kesanggupan melampaui kelemahan, kedosaan manusia agar ada penerimaan sorga
hanya mungkin jika Allah sendiri yg mengerjakannya. Itulah karya Tuhan Yesus.
Sekarang
apa efek bagi orang-orang percaya?
Apakah
orang Kristen setelah mempercayai semua penerimaan Allah pada kesanggupan Tuhan
Yesus, lalu mereka mendapatkan kesanggupan pribadi secara penuh untuk menapak
tilas karya kesanggupan Kristus? Firman Tuhan memerintahkan kita mengikuti
teladan Kristus di dunia dengan kuasa bantuan pertolongan Tuhan Roh Kudus.
Tetapi kesempurnaan itu bukan sebuah prasyarat, karena hukum persyaratan itu telah
dihapuskan. Dan sifat kelemahan manusia kita masih ada sebagaimana nasihat
rasul Yohanes yang menyatakan agar kita tetap mengaku keberdosaan kita dan selalu
melihat kepada dan meneladani kekudusan Kristus.
Sehingga
pola hidup Kristen menjadi pola hidup perjuangan kekudusan dengan hasil akhir
yg pasti. Formatnya adalah hidup dalam iman, harapan dan kasih. Beriman bahwa
hanya Yesus dan karyaNya yang menyelamatkan, berharap pada pertolongan Roh
Kudus dalam menjalani hidup dalam ketaatan, dan mengasihi sebagai wujud nyata
dari iman dan harapan itu.
0 Comments