Shalom!

Selamat datang para pembaca diblog resmi GMIST Jemat Depok

Postingan Terbaru

6/recent/ticker-posts

Renungan PKP 7 Februari 2015


Firman : Wahyu 22:1-5
22:1. Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
22:5 Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Pembukaan
Karena Airasia ada keluarga yang kehilangan beberapa anggota keluarga. Ada anak pilot yang menangisi papanya yang belum ketemu. Kematian menyudahi keberadaan anak manusia, membuat orang-orang yang saling mengasihi, tiba-tiba menjadi tinggal kenangan.  Tragedi membangkitkan pertanyaan lama, “Ke mana manusia pergi setelah kematian?”, dan lebih mendesak “Bagaimana hidup ini dilakoni setelah kepergian mereka?”.

Semua agama memiliki gambaran mengenai sorga. Pertanyaannya “Adakah manusia biasa yg pernah ke sorga dan turun ke bumi menggambarkannya kepada kita?” Selain Tuhan Yesus, belum pernah ada manusia biasa yg pernah di sorga, lalu hidup di dunia ini menceritakannya. Jadi mengapa seluruh umat manusia memiliki gambaran akan sorga?

Saya percaya di dalam diri manusia ada roh yang memberitahukan mengenai gambaran sorga. Hanya saja kebenarannya sudah terdistorsi /salah. Suatu agama tertentu misalnya, menggambarkan sorga tidak lebih dari dunia kaum laki-laki yang penuh janji-janji kenikmatan seksual, yang dapat ditempuh setelah berjuang di jalan peperangan.  

Bacaan kita malam ini adalah gambaran tentang sorga yang mulia. Ada kehidupan kekal yang sangat indah bersama Tuhan, Tuhan memerintah dan kita dapat melihat wajah Tuhan secara langsung, tidak ada lagi kesusahan penderitaan seperti yang kita alami di dunia ini.  
 
Malam ini kami mengajak kita merenungkan bersama 3 hal  :

1.      Sorga itu nyata sehingga ada harapan dan tujuan dalam kehidupan ini
2.      Kerajaan Sorga itu sudah dan sedang berlaku dan kekal : Buah dan Kesembuhan
3.      Hidup dalam Ketaatan dan menikmati berkat  Allah


Pertama : Sorga itu nyata sehingga ada harapan dan tujuan dalam kehidupan ini

Kawan saya seorang muslim, agak aneh.  Suatu waktu kami berlima mencari perpustakaan di UI kebetulan pada jam solat Jumat, ia yang nyetir, dia sendiri yang muslim. Saat lewat di depan mesjid kampus, kami ingatkan dia “kawan, mampir dulu, sholat jumat, kami nunggu di kantin”. Di jawabnya, “masih ada yang lebih penting”. Kami tanyakan, maksudnya? Katanya “Keuntungan sholat adalah, kalo Tuhan ada saya menang, kalo Tuhan nggak ada, ya hitung-hitung olahraga”. 

Ada lagi semboyan lain “Hiduplah untuk hari ini, karena besok mati dan selesai”. Orang dengan pandangan ini akan berbuat sebisanya untuk senang. Karena kesenangan pada masa hidup inilah tujuan terakhir. Setelah mati. Tidak ada lagi.

Kerajaan Allah adalah tema utama dalam Alkitab. Meskipun tema “Kerajaan Allah” tidak disebutkan secara khusus di Perjanjian Lama, bangsa Israel memiliki harapan mendalam akan pemerintahan Tuhan di bumi ini, akan Yerusalem yang baru. Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah dipandang sebagai pemerintahan Allah yang aktif baik di sorga maupun di antara umatNya di bumi.

Zakharia 14:9 Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.  

Dalam Perjanjian Baru, tema Kerajaan Allah adalah bagian pokok pemberitaan Tuhan Yesus, dan para rasul. Hanya Matius menyebutnya “Kerajaan Sorga”, ini sama saja, karena pendengar Matius adalah orang Yahudi yang menghormati nama Tuhan sehingga menghindari untuk menyebut nama Tuhan berulang-ulang.

Tuhan Yesus memerintahkan murid-muridNya:

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. …
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya …
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga …
Doa Bapa Kami “ … datanglah KerajaanMu ..”

Jadi sorga itu nyata adanya. Kerajaan Allah itu benar-benar ada.

Mengapa kita menyekolahkan anak-anak kita, adalah karena kita memiliki harapan bahwa sekolah merupakan bekal terbaik bagi mereka menjalani hidup yang lebih baik di masa depan.

Jika sorga itu tidak pernah ada, maka apakah maknanya semua kesalehan dan ketaatan Kristen kita? Untuk apa saya beribadah, jika setelah mati saya tidak ada lagi, hanya tertinggal tulang-belulang di kuburan, dan kenangan dalam ingatan orang-orang yang kenal dengan saya?

Justru karena sorga ada, maka orang Kristen memiliki tujuan kekal, melampaui kehidupan di bumi ini. Sorga menjadikan suatu harapan. Tanpa sorga tidak ada harapan. Apa yang diharap? Karena sorga ada, maka hidup kita dapat diarahkan kepada sebuah titik tujuan.

Ilustrasi
Ini contoh saja, Pak Mantiaha sebagai kapten kapal diperintahkan, silahkan bawa kapal serta semua penumpang menuju ke suatu tempat di seberang samudera Atlantik. Ke mana pak? Udah, pokoknya jalan aja. 
Pak Mantiaha pasti bingung. Lho, ke seberang mana nih? Nggak ada tujuan. Kapal ini akan tersesat, tidak tahu jalur mana yang dilalui, atau bisa nyasar ke tujuan apa pun yang dijumpai. Bahayanya mungkin menuju kepada pulau karang berbahaya, menuju jalur penuh badai, dll.

Karena Sorga atau Kerajaan Allah menjadikan manusia memiliki sebuah titik tujuan kekal, ke sanalah kita semua menuju. Sehingga dalam hidup ada harapan yang terus digantungkan, semua irama langkah, usaha, ditujukan ke sana, ke sebuah tujuan yang tak pernah berubah atau hilang.

Rasul Paulus berkata :          

I Korintus 15:14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.

Sorga adalah tempat Tuhan Yesus Kristus. Jika dijanjikan sorga dan ternyata Tuhan Yesus dan sorganya tidak ada, maka apakah gunanya ibadah kita?  Sia-sia. Sebaliknya karena Tuhan Yesus itu hidup kekal dan memerintah Kerajaan Allah, maka hidup kita menjadi bermakna, memiliki harapan dan tujuan kekal yang sangat layak kita perjuangkan.

Kedua : Kerajaan Sorga itu sudah dan sedang berlaku dan akan kekal : Buah dan Kesembuhan

Kerajaan Sorga dipahami bukan saja nanti terjadi di masa depan setelah kita mati, tetapi sorga sudah berlaku, saat ini dan masa depan, dimulai di sini di bumi ini.

Tuhan Yesus berkata :

Markus 1:15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Lukas 17:20. Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, 17:21 juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu."

Kerajaan Allah sudah datang dan sudah berlaku karena kedatangan Tuhan Yesus.  Hidup di dalam kepercayaan kepada Tuhan Yesus adalah hidup di dalam Kerajaan Allah dimana Tuhan Yesus memerintah sebagai Raja di atas segala raja.  Jadi apa konsekuensi dari kehadiran Kerajaan Allah itu bagi kita?

Dari pembacaan kita pada malam hari ini, saya mengambil 2 hal :

1.    Pohon kehidupan itu berbuah terus, sebulan sekali
2.    Daunnya dipakai menyembuhkan bangsa-bangsa

Pertama
Tuhan Yesus berkata :

Yohanes 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
                      
Pohon kehidupan ditanam persis di tepi aliran air. Kalo ditanam di padang pasir tandus, apakah pohon ini berbuah terus? Nggak mungkin. Pohon membutuhkan air yang cukup.

Kehidupan orang Kristen harus terus berada dalam aliran dari Firman Allah, Kitab Suci. Kita tidak akan mungkin berbuah jika kita tidak mendengarkan, merenungkan Firman Tuhan setiap saat, dan melakukannya.
Metode apa yang bapak-bapak harapkan agar anak-anak tumbuh dan berkembang sebagai anak yang baik, yang mengasihi orang tua, yang menjadi murid Tuhan Yesus yang setia, menjadi pewaris dari iman Kristen kita?
Apakah bapak-bapak mempercayai metode pendidikan modern dengan segala ilmu pengetahuan?
Tuhan mengajarkan bahwa metode terbaik adalah terus tinggal dalam pengajaran Firman Tuhan.

Hari ini (atau kapan tepatnya?) anak kekasih Riris merayakan ulang tahun ke-…..? Tentu harapan papa-mama dan opa-oma adalah Riris menjadi anak yang baik, dan kelak menjadi wanita yang baik, dan membentuk keluarga Kristen yang melayani Tuhan.
Satu-satunya jalan adalah menanamkan Firman Tuhan dalam hati dan pikiran anak-anak. Firman Tuhan dalam Alkitab bukan terdiri dari kata-kata dan kalimat yang mati. Tetapi adalah sabda Tuhan yang hidup, yang apabila kita ajarkan kepada anak-anak dan orang dewasa, maka Dia yang berfirman akan menjelaskan jauh lebih dalam kepada masing-masing pendengar. Roh Kudus, adalah Tuhan Yang Hidup, yang terus menjelaskan ke dalam bathin dan pikiran  kita.

Pemberita Alkitab hanyalah manusia biasa dengan segala keterbatasan, tetapi Tuhan yang hiduplah yang akan berperkara manakala FirmanNya diperdengarkan kepada seseorang.

Malam ini saya mendesak bapak-bapak dan keluarga disini, mari kita memeriksa soal yang sangat penting ini. Seberapa seringkah kita mengajarkan isi Alkitab kepada keluarga kita. Apakah kita lebih banyak membiarkan anak-anak kita mendapatkan informasi pengisi pikiran dan hati mereka dari televisi, dari internet, dari video game, atau dari percakapan dengan teman-teman mereka yang tidak percaya, ketimbang mengajarkan Kitab Suci?

 Apabila kita ternyata kurang mempelajari isi Alkitab, kurang mengajarkan keluarga kita, maka marilah kita segera bertobat. Karena bagaimana mungkin kita berharap orang lain, anak-anak kita dapat berbuah dan membentuk menjadi murid Tuhan, sedangkan aliran air Firman Tuhan tidak pernah mengalir dalam pikiran dan perasaan mereka?


Kedua
Daun pohon kehidupan itu menyembuhkan.
Kesembuhan yang terbesar adalah keselamatan kita, yaitu dosa-dosa kita diampuni oleh Tuhan Yesus. Dari sini akan mengalir kesembuhan-kesembuhan yang lain.

Banyak luka-luka “kecil” dalam kehidupan diakibatkan oleh bagian paling “berduri” yaitu mulut. Nah daun pohon kehidupan itu dapat menyembuhkan? Tetapi bagaimana caranya?

Sama seperti mulut yang melukai, maka mulut juga menyembuhkan. Orang dengan perkataan yang lemah-lembut, ramah dan berhikmat dan memberkati dapat menyembuhkan sakit dan luka hati.

Tuhan Yesus bersabda :

7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

Orang yang terus menerus hidup dalam mendengarkan dan menerima Firman Tuhan, maka dari dalam hatinya akan mengalir ucapan-ucapan lemah-lembut, membawa damai sejahtera yang menyembuhkan amarah dan sakit hati. 
Bapak-bapak, dan keluarga yang kekasih dalam Tuhan Yesus,
Persekutuan jemaat kita harus dibangun dalam pelajaran akan Firman Tuhan, karena hanya di dalam aliran Firman Tuhan kita boleh berharap buah-buah yang baik sesuai kehendak Tuhan dan kesembuhan dari banyak permasalahan kita.

Ketiga : 3. Hidup dalam Ketaatan dan menikmati berkat  Allah
Hidup dalam Kerajaan Allah berarti ketaatan kepada hukum-hukum Allah.
Adalah kemunafikan atau kebohongan jika kita berkata kita percaya Tuhan Yesus lalu hidup kita tidak mencerminkan ketaatan kepada hukum Allah.  Pernah diberitahu orang, ada seorang bapak, yang menjadi penyokong gereja secara keuangan. Tetapi ada kabar negatif, bahwa ia menyukai kehidupan asusila dengan banyak wanita. Meskipun seseorang mengakui bahwa ia percaya, tetapi buah-buah dari kehidupannya adalah pelanggaran kepada hukum Tuhan, bagaimana kita bisa percaya bahwa ia hidup di tepi aliran Air Hidup dari Firman Tuhan.

Dan yang terakhir, berlakunya Kerajaan Allah saat ini adalah berlakunya berkat. Banyak orang mengatakan bahwa bangsa-bangsa Kristen lebih sejahtera. Hal ini benar adanya, karena Tuhan tidak saja membagikan berkat rohani yang sangat berharga yaitu keselamatan kita, tetapi juga berkat jasmani untuk kebutuhan hidup. 

Raja Daud berkata :

Mazmur 37:25 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; 37:26 tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.  

Penutup:
Bapak-bapak dan keluarga kekasih dalam Tuhan,
Jadi Kerajaan Sorga dimana kita telah berada di dalamnya, membuat kita :

1.       Memiliki harapan dan tujuan dari hidup ini. Di dalamnya kita dapat membangun kehidupan yang bermakna;
2.       Berbuah dan menyembuhkan;
3.       Menerima berkat dan hidup dalam ketaatan kepada Allah, untuk kemuliaan namaNya.

Semoga Tuhan memberkati FirmanNya yang sudah kita renungkan. Terpujilah Kristus selamanya. Amin. 


by JFT

Post a Comment

0 Comments