Sangat Penting Dibaca : Otak Remaja Dan Konsekuensinya
Penelitian terbaru mengenai bagaimana otak manusia berkembang, telah
membantu menjelaskan mengapa anak-anak remaja mengalami masalah
mengendalikan impuls. Anak-anak remaja tidak dapat mengendalikan impuls
dengan baik dan membuat keputusan cerdas sebagaimana orang dewasa -
pertanyaannya adalah kenapa?
Pada anak remaja, bagian otak depan (frontal lobe) yang mengontrol
pembuatan keputusan, sudah terbentuk tetapi belum sepenuhnya sempurna
sehingga sinyal listrik berjalan lambat. Remaja tidak dapat mengakses
bagian otak depan sesigap orang dewasa, "Oh, saya tidak boleh berbuat
ini", kata Dr. Frances Jensen, penulis buku "The Teenage Brain", seorang
profesor dan ketua Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Pennsylvania Perelman.
Dr. Jensen adalah seorang dokter ilmuwan ahli saraf yang memiliki dua
putra yang kini berumur 20-an tahun, yang menulis buku tersebut yang
meneliti bagaimana otak manusia berkembang, menjelaskan mengapa remaja
selalu impulsif, moody dan tidak terlalu baik dalam soal tanggung jawab
dalam membuat keputusan.
"Kita memiliki lapisan pelindung dalam jaringan otak yang disebut
myelin" katanya. "Lapisan itu adalah lemak, dan membutuhkan waktu untuk
berkembang. Sel harus membentuk myelin dan itu berkembang di sepanjang
jalur luar otak dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sempurna.
Proses pelapisan itu mulai dari bagian otak belakang dan perlahan-lahan
menuju bagian otak depan. Otak tidak benar-benar sempurna sampai
seseorang berusia 20-an tahun bahkan ada yang lebih. "Bagian otak yang
terakhir sempurna dilapisi dengan myelin adalah bagian otak depan"
katanya. Dan apa yang ada di bagian otak depan? Itu adalah pre-frontal
dan frontal cortex. Ini adalah area dimana kita memiliki pemahaman,
empati, fungsi pengambilan keputusan, dan sikap dalam mengambil risiko.
Penelitian ini menjelaskan mengapa remaja bisa terlibat kecanduan obat,
alkohol, merokok dan alat-alat gadget digital. Kecanduan sebenarnya
adalah bentuk dari belajar. Apa yang terjadi pada kecanduan adalah
ketika otak terekspos pada pengulangan-pengulangan, sayangnya terkenanya
pada bagian otak yang bukan digunakan untuk belajar secara intelektual
tetapi pada bagian otak yang berfungsi mencari reward. Sehingga ketika
kesenangan yang mempengaruhi bagian ini, reward itu akan diulang-diulang
dan semakin memperkuat kecanduan itu.
Efek dari zat-zat adiktif jauh lebih bersifat permanen pada otak
remaja. Zat-zat berbahaya itu membawa efek yang buruk bahkan racun bagi
remaja daripada otrang dewasa. Persis halnya dengan belajar, dimana
remaja lebih cepat dan efisien belajar dibandingkan orang dewasa,
sayangnya demikian juga dengan pengaruh kecanduan.
Apa yang disebut "binge drinking" (minum alkohol sampai mabuk) dan ganja pada remaja akibatnya dapat mematikan sel-sel otak, sementara pada orang dewasa efeknya tidak seberat itu. Dengan volume alkohol yang sama pada remaja dapat menimbulkan kerusakan otak permanen, sedangkan pada orang dewasa hanya mengakibatkan mabuk berat.
Karena otak remaja lebih elastis, dalam perkembangan, tingginya kadar
alkohol akan menyerang banyak target pada otak remaja dibanding orang
dewasa. Manusia memiliki apa yg disebut 'cannabinoids' pada otak. Ini
adalah zat alami yang terkunci pada reseptor dalam sel otak. Ia sangat
mudah dipengaruhi oleh zat-zat sedative. Jadi jika anda minum, merokok
atau menghisap ganja dan zatnya masuk ke dalam aliran darah, zat itu
akan sampai ke otak dan menyerang target ini. Dan target otak ini akan
memblokir proses belajar dan ingatan sehingga anda mengalami kesulitan
mengingat hal-hal yang baru.
Hal yang menarik adalah selain otak remaja memiliki banyak area yang
menjadi target zat dari ganja, zat itu juga akan menetap lama pada otak
remaja di banding otak orang dewasa. Sebagai contoh, jika remaja mabuk
pada akhir pekan, maka efeknya masih akan terasa sampai hari Kamis atau
Jumat berikutnya. Bagi orang dewasa tidak akan selama itu.
Efek ganja pada IQ pengguna ganja kronis (1 tahun atau lebih) berumur 13
s/d 17 tahun menunjukan penurunan kemampuan IQ verbal, dan hasil MRI
kelihatan berbeda saat di-scan ketika mereka melaksanakan sebuah tugas.
Ada perubahan permanen pada otak dan mereka tidak mungkin akan sembuh
dari perubahan ini.
Hal yang sangat menarik saya temukan dalam banyak literature mengenai
otak remaja, bahwa IQ kita tetap flexible seperti pada IQ remaja. Saya
masih ingat ketika diberitahu "Baiklah, kamu memiliki IQ yang dites saat
kamu masih sekolah, dan kamu dites dengan metode yang sama, angka itu
akan tetap seumur hidup, oke, itulah kamu". Pernyataan itu sudah
terbukti tidak benar sama sekali. Selama masa remaja kira-kira sepertiga
IQ nya tetap, sepertiga lagi meningkat, dan sepertiga lagi menurun.
Kami tidak tahu apa penyebab peningkatan dan penurunan IQ tersebut
karena penelitian masih terus berlangsung. Tetapi kami tahu apa yang
membuat IQ kamu turun adalah merokok.
Pada remaja, keinginan untuk terus mendapat rangsangan baru, sangat
besar, sama seperti pada kita semua, kita sangat menyukai dan mencari
hal-hal baru. Sosial media kita adalah pusat kekayaan dari hal-hal baru
itu yang dapat kita akses setiap saat. Masalahnya dengan remaja adalah
mereka mungkin tidak memiliki penilaian internal yang baik, karena
'frontal lobes' otak mereka belum terbentuk sempurna untuk memutuskan
kapan harus berhenti.
"Ini adalah informasi yang tidak baik buat saya. Jika saya terus melihat
video ini, mungkin akan tergambar di benak saya seumur hidup, dan ini
tidak baik". Remaja hanya tidak menyadari kapan menutup pintu.
Disadur dari sumber :
http://www.npr.org/blogs/health/2015/01/28/381622350/why-teens-are-impulsive-addiction-prone-and-should-protect-their-brains
0 Comments