Shalom!

Selamat datang para pembaca diblog resmi GMIST Jemat Depok

Postingan Terbaru

6/recent/ticker-posts

Hidup Kudus, Kasih Persaudaraan dan Mandiri

1 Tesalonika 4:1-12
4:1. Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. 4:2 Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. 4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, 4:4 supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, 4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, 4:6 dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu. 4:7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. 4:8 Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu. 4:9. Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. 4:10 Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. 4:11 Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu, 4:12 sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada mereka.

Ada 3 hal yang ditekankan kembali, karena sebelumnya jemaat tersebut sudah tahu, tetapi hal-hal tersebut mestinya ada yang dilanggar atau merupakan ancaman potensial di jemaat Tesalonika, sebab Rasul Paulus menekankannya dengan detail. Dalam Sabda Tuhan di atas, Rasul Paulus menggarisbawahi hal-hal tersebut.

Pertama
Soal perzinahan/percabulan. Ada jemaat yang tidak disiplin dalam kekudusan hidup susila, rasul menerima informasi (dari laporan Timotius) beberapa jemaat tidak serius memegang perkara ketaatan susila ini. Skala persoalan ini intensitasnya mestilah cukup tinggi, atau kalau tidak, mestinya ada ancaman dari perilaku gaya hidup warga kota Tesalonika yang tidak menghormati kesusilaan, sehingga rasul Paulus menuliskannya dengan mengalamatkannya kepada jemaat secara umum. Karena jika intensitasnya perbuatan asusila itu personal dan orang per orang,  patut diduga, surat rasul pastilah ditujukan kepada para Penatua agar menasihati oknum-oknum tersebut. Tetapi rasul Paulus memakai kata "kamu" secara berulang-ulang.

Tesalonika adalah ibukota provinsi-nya Romawi, Makedonia, mestilah ini kota modern pada zamannya, sehingga isu demikian perlu dinasihati, untuk membentengi. Bahwa perlunya tindakan demikian, tercermin dari kata rasul yang disebutkan / ditekankan sampai dua kali "kamu lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya".

Kedua
Soal kasih persaudaraan. Dalam hal ini rasul memuji jemaat sudah melakukannya dengan baik. Tentang mengapa rasul perlu menekankan kesungguhan, bisa jadi sang rasul menunjukkan sebagai identitas orang-orang percaya kepada Tuhan, di tengah-tengah warga mayoritas yang tidak percaya, bahwa kasih persaudaraan yang demikian akan merupakan kesaksian yang efektif.

Ketiga
Soal mata pencaharian. Rasul menasihati juga akan hal-hal praktis yaitu bekerja, dan menjaga ketenangan dan kesopanan hidup bermasyarakat. Perkataan "tidak bergantung pada mereka", merupakan suatu pesan kemandirian secara ekonomi. Orang Kristen Tesalonika dinasihati untuk hidup tertib dalam menata kehidupan rumah tangga mereka, bekerja dengan giat.

Penerapan
Nasihat Rasul Paulus pada jemaat Tesalonika ini sangat relevan dengan kehidupan jemaat Kristen di kota Depok.  Orang-orang Kristen wajib hidup kudus, penuh kasih persaudaraan, dan independen secara ekonomi, menata kehidupan masing-masing keluarga dan ekonomi jemaat secara mandiri.  Maksud dari semua itu adalah sebagai kesaksian yang baik bagi nama Tuhan, membentuk identitas murid-murid Tuhan yaitu saling mengasihi dan komunitas yang diberkati. Agar tidak ada alasan bagi warga masyarakat yang tidak percaya untuk mencari-cari cela kesalahan orang Kristen.

Rabu, 4 Feb 2015. JFT 

    


Post a Comment

0 Comments