Belajar Dari Semut
Oleh: Josh and Karen Zarandona
II Tawarikh 16:9b
“Karena mata TUHAN menjelajah
seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati
terhadap Dia.”
Brenda seorang gadis yang ingin belajar memanjat tebing.
Meskipun dia takut namun ia pergi juga bersama sebuah kelompok pendaki, dan
kali ini mereka akan mendaki tebing yang cukup terjal, hampir vertikal. Saatnya
mendaki, mereka semua mengenakan perlengkapannya.
Brenda melihat ke sekelilingnya
hamparan lembah di bawah dan pegunungan yang tinggi dan teringat firman Tuhan
“Mata Tuhan menjelajahi seluruh bumi ...”. Ia berpikir, ‘Tuhan, Engkau melihat
semua pegunungan ini, Engkau tahu setiap batu dan daun di gunung ini, Tuhan
tahu di mana lensa kontakku berada.’
Akhirnya saatnya mereka turun. Mereka berjalan melewati
jalanan setapak yang memutari lereng itu. Pada saat kelompoknya telah sampai di
bawah, ada kelompok pendaki lainnya yang siap-siap untuk memanjat tebing itu.
Lalu seorang gadis dari antara mereka berteriak “Hai, kalian, apa ada di antara
kalian yang kehilangan lensa kontak?”. Brenda sangat terkejut dan gembira.
Gadis itu berdiri menghadap tebing bersiap-siap untuk memanjat, dan anehnya ia
melihat barisan semut yang menggotong sebuah lensa kontak, tepat di bagian
tebing di hadapannya. Dan ia mengambil lensa itu, lalu munculah kelompok Brenda
turun, dan menanyakannya kepada mereka.
Apa pesan dari kisah ini mengenai Tuhan
Semesta Alam? Dia benar-benar memelihara bahkan
hal-hal kecil sekecil semut. Ia merancang dan menciptakan semut-semut itu. Ia
berkuasa atas mereka.
Ayah Brenda seorang pembuat gambar-gambar kartun dan ia
menggambar semut yang menggotong sebuah lensa kontak dengan tulisan “Tuhan, aku
tidak tahu mengapa Engkau ingin aku membawa barang ini. Aku tidak dapat
memakannya, dan ini lumayan berat, tapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan
menggotongnya untukMu.”
Jika Tuhan berkuasa atas semut-semut, maka betapa lagi Ia
berkuasa atas kehidupan kita manusia. Raja Salomo benar, ia menyuruh kita
belajar dari semut. Pelajarannya adalah PERCAYA KEPADA ALLAH. Kita
kadang-kadang berkata “Tuhan, aku tidak tahu mengapa aku harus menanggung beban
ini. Aku tidak melihat manfaatnya dan bebanku ini berat. Namun jika Engkau
mengijinkan hal ini terjadi padaku, maka aku akan menanggung beban ini dengan
rela, aku percaya Engkau.”
Diindonesiakan oleh JEFT.
0 Comments