Di atas apakah harapan hidup manusia diletakkan?
Seorang kawan berkisah tentang anak perempuannya yang sudah berkeluarga. Anaknya itu suatu hari dengan muka dan suara yang bergetar gembira datang kepada bapaknya, kawan saya ini, sambil menunjukkan video sedang di-play. "Pa, coba lihat dan perhatikan baik-baik. Kakak bangga, kakak dan suami memiliki ini, ini modal, tabungan yang sangat menggembirakan".
Itu adalah video ketika suami istri yang masih muda dan baru menikah itu sedang open house mengundang anak-anak dari panti asuhan yatim piatu, memberi mereka acara yang meriah, memberi mereka berbagai hadiah, makan minum yang enak, dan memberi bantuan kepada pengelola panti asuhan itu.
Sang ayah, kawan ini dengan bangga menceritakan ini, mengaminkan nilai yang dipercayai putri sulungnya. Sebuah nilai yang mengharapkan reward dari Allah atas kebaikan yang diperbuat di dalam dunia ini.
***
Tetapi di atas apakah Saudara dan saya meletakakan pengharapan akan kemurahan Allah kini dan nanti?
Rasul Petrus memberi nasihat yang tegas dan agak mengagetkan ini. Siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia Yesus Kristus.
Mari kita menelaah :
1. Siapkan akal budi.
Suatu pertanda banyak akal budi manusia yang tidak siap untuk perintah ini. Banyak akal budi meletakkan penerimaan Tuhan atas hal-hal yang lain. Bahkan banyak yang tidak meletakkan pengharapan pada Tuhan sama sekali. Jauh dalam dasar jiwa anak manusia terletak kehausan akan penerimaan Tuhan Allah, maka ia menggapai penerimaan itu dengan berbagai cara yang ia sukai atau yakini. Agama-agama meletakkan pengharapan tertinggi ini pada 1) ritual 2) moral 3) perbuatan / amal 4) ilmu pengetahuan 5) humanisme bahkan ada yang tidak mengharapkan Tuhan sama sekali.
Tetapi kita diperintahkan untuk mempersiapkan akal budi untuk mengharapkan pada kasih karunia Yesus Kristus. Kenapa rupanya dengan semua hal dalam daftar di atas? Apakah kurang ampuh atau bagaimana? Implikasi jelas dapat kita ambil, bahwa hal-hal itu tidak memadai. Bahwa hal penerimaan Allah itu memang dikaruniakan Tuhan Allah kepada manusia melalui Yesus Kristus, mestinya karena sebab kekurang cukupan, kurang kualitas dari semua itu. Indikasinya kesempurnaan itu ada dalam kasih karunia Yesus Kristus.
2. Waspadalah
Mengapa harus waspada? Waspada terhadap apa? Seberapa besar bahayanya. Rasul Petrus menunjuk akan hawa nafsu yang menguasai karena kebodohan. Hawa nafsu dalam kebodohan ini dilawankan dengan ketaatan kepada Tuhan. Bahayanya pada hawa nafsu. Kita tidak perlu membahas betapa bahayanya hawa nafsu dalam kehidupan ini. Bukankah hawa nafsu yang mengendalikan arah kehidupan manusia ini? Bukankah dunia kita ini adalah dunia yang bergerak oleh dorongan hawa nafsu? Untuk berkuasa, untuk memperoleh kelimpahan bagi diri sendiri, untuk unggul di atas orang lain, untuk diakui, untuk aman di masa depan secara finansial, secara harta, secara nama baik? Dalam pertarungan hawa nafsu itu di manakah terletak ketaatan kepada kehendak Allah? Di manakah rancangan Tuhan di dalam pertarungan ini? Jujur kita boleh katakan, "Tuhan diabaikan dalam lomba hawa nafsu ini".
3. Letakkan seluruhnya
Setengah untuk Tuhan dan setengah untuk saya, apakah itu sah? Bolehkah saya mengharapkan berkat kekayaan, kesehatan dan kemajuan dan keselamatan masuk sorga kepada Tuhan Yesus, lalu dalam tatacara berbisnis, tatacara berpolitik, tatacara memimpin jemaat, tatacara mengelola keluarga, tatacara meniti karir, tatacara bertani dan berdagang lalu saya meletakan pengharapan pada suatu teknik-teknik yang "boleh kotor", notabene menyimpang dari kehendak Tuhan Yesus?
Rasul Petrus menekankan "letakkan pengharapan seluruhnya" pada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dan kasihkaruniaNya adalah keseluruhan pengharapan. Hal ini menegaskan mengenai tidak ada sebuah kamar pun dari hidup kita ini berisi selain kasih karunia Yesus.
Apakah ada sebuah kamar bagi jimat, kamar berisi wanita/pria idaman lain, kamar berisi transaksi gelap, kamar berisi ramalan, kamar berisi jawaban dari seorang dukun, kamar berisi dendam? Ini kamar pribadi buat saya sendiri Tuhan. Kamar-kamar saya yang banyak memang untuk Tuhan kok.
Pernah ada seorang majelis gereja yang pengetahuan Alkitabnya baik, doa-doanya bagus, dan kehidupan Kristennya taat, pelayanannya setia tetapi di lain waktu ia mempercayai informasi yang diberikan oleh seorang wanita yang dipercayanya "kerasukan roh orang mati".
Ketika Saul memilih mempercayai roh orang mati (roh Samuel), ketimbang menanyakan kepada Tuhan Allah, maka itu adalah petaka kematian baginya, karena Tuhan marah kepada Saul atas soal ini.
***
Yesus Kristus memberi kita kasih karunia, maka semua hal telah tunduk dalam kuasaNya. Hal yang menunjukkan ketundukan total kepada Yesus Kristus adalah ketaatan seorang anak manusia kepadaNya. Kita menundukkan seluruh harapan dan aspek hidup ini dalam kasih karuniaNya.
Dalam acara "Yukon Gold" atau "Gold Rush" di Discovery Channel, ada satu tim penambang emas yang gigih, dipimpin oleh seorang kakek tua berambut putih dan anaknya yang gendut dan berjenggot hitam. Mereka menyebarkan kesaksian Kristen yang indah, meski terlihat sederhana, di tengah pekerjaan tambang yang keras dan berbahaya.
Setiap kali mereka memulai suatu kegiatan, maka tim mereka akan membuat lingkaran, mengangkat topi helm mereka, dan menyatukan topi-topi di tengah di atas kepala mereka dan kakek tua ini akan berdoa. Doa yang sangat sederhana.
Sore dalam episode hari ini doanya adalah : "Bapa di surga, kami siap menggali emas, munculkanlah emas-emas itu dari tanah dan berilah kami kesehatan mengerjakannya. Amin".
"Letakkanlah pengharapanmu seluruhnya kepada kasih karunia Tuhan Yesus Kristus". Amin.
JFT 20/2/2015
0 Comments